Photo by Andrea Piacquadio from Pexels |
Menulis memiliki kata dasar tulis. Dalam KBBI diterangkan bahwa tulis merupakan angka, huruf atau lainnya yang dibuat dengan pena. Sedangkan menulis sendiri, seperti kata dasarnya "tulis" merupakan kata kerja, yang memiliki definisi aktivitas membuat huruf, angka, dan sebagainya menggunakan pena. Penjelasan lain dari kata menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.
Hasil dari menulis, kita kenal dengan sebutan karya tulis baik berupa karangan seperti dalam majalah, surat kabar, dan buku. Biasanya secara umum pada awalnya menulis dilakukan pada media seperti kulit kayu, yang kemudian mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, dan beralih pada media kertas dengan tulisan tangan.
Semakin maju perkembangan zaman, kemudian muncul teknologi untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tulisannya atau dalam menghasilkan karya seperti munculnya mesin ketik, komputer, dan teknologi pendukung seperti jaringan internet.
Dewasa ini kita ketahui bersama perkembangan teknologi yang begitu cepat, memberikan dan menghadirkan kemudahan bagi setiap orang untuk dapat melahirkan perasaan dalam bentuk tulisan.
Tidak hanya dalam hal teknologi, dalam kepenulisan saat ini juga tidak terbatas pada penulis profesional yang memang sudah diakui karyanya, seperi Chairil Anwar. Siapapun yamg memiliki kemauan bisa menulis dan memiliki karya baik karya cetak ataupun elektronik.
Photo by Suzy Hazelwood from Pexels |
Karya Tulis dan Cara Memperolehnya
Karya tulis yang dihasilkan seseorang banyak dicari sebagai bahan acuan atau referensi dalam menulis dengan tujuan untuk memperkuat karya yang dihasilkan. Baik berupa artikel atau jurnal, buku, ataupun tulisan lainnya.
Dahulu, setiap orang yang membutuhkan informasi tambahan dalam menulis akan akan melakukan beberapa hal seperti mendata jenis materi yang dibutuhkan yang akan disesuaikan dengan daftar buku yang harus dicari, mendatangi perpustakaan baik perpustakaan sekolah, kampus, ataupun perpustakaan daerah.
Saat ini, di era teknologi utamanya era digital semua orang dapat dengan mudah mengakses tulisan baik artikel, buku, informasi, kabar atau berita dengan mudah, yaitu melalui media digital seperti blog atau website.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi tidak hanya berdampak pada kemudahan dan kecepatan dalam mendapatkan informasi, namun juga memberikan peluang kepada setiap orang untuk dapat mengambil bagian dalam menyediakan dan menyajikan informasi secara digital atau online, salah satunya melalui blog.
Screenshot materi Blogspedia Coaching |
Blogging
Marita Ningtyas dalam salah satu sesinya menyebutkan bahwa blog hampir mirip dengan website, tapi biasanya lebih personal karena dikelola secara personal. Dalam KBBI online, blog memiliki definisi catatan harian atau jurnal pribadi di internet yang dapat diakses oleh siapa saja. Dalam sesi kelasnya, founder blogspedia ini juga menerangkan bahwa blogging adalah sebuah aktivitas berkaitan dengan blog, update blog dengan konten-konten berkualitas.
Masih dalam sesi kelas online yang sama, Marita mengungkapkan beberapa alasan mengapa blogging. Diantaranya adalah
- Kemudahan dalam membangun atau membuat.
- Kemudahan dan kerapihan dalam penyimpanan,
- Kemudahan dalam perawatan
- Kemudahan dalam menerbitkannya karena tidak perlu persetujuan dari editor, tidak perlu menunggu seleksi penerbit.
- Membangun personal branding berdasar pada niche yang ditekuni atau dipilih.
- Tulisan atau informasi mudah untuk dibagikan.
Mengapa Menulis di Blog?
Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dalam menulis pada blog. Ada yang bertujuan untuk sekedar meluapkan perasaan atau menjadikan blog sebagai media curhat. Untuk berbagi pengalaman pribadi misal pengalaman berkaitan dengan melakukan perjalanan ke suatu tempat atau daerah, pengalaman menikmati sajian kuliner, pengalaman mengikuti sebuah kegiatan atau event, atau sebagai tempat untuk menyimpan karya yang akan dibukukan kemudian, atau sekedar untuk portofolio.
Bagaimana dengan saya? Mengapa memilih blogging? Sebelum melangkah kepada alasan mengapa memilih blogging, saya akan berbagi sedikit cerita bagaimana saya mengenal blog.
Sudah cukup lama sekali saya mengenal blog. Utamanya saat sedang belajar tentang manajemen informatika dalam program Diploma Satu pada sebuah institusi. Tentu mempelajari hal baru saat itu menimbulkan ketertarikan. Namun sayangnya ketertarikan itu hanya sekedar ketertarikan untuk sekedar belajar dan untuk memenuhi kebutuhan studi. Tidak melihat jauh ke depan apa dan bagaimana blog, serta peluangnya di masa akan datang.
Masih belum menyadari penting blog bagi kehidupan (seperti belum menyadari indahnya pernikahan, mungkin ya), hanya muncul sebagai pengguna yang kesana kemari mencari artikel, mengakses informasi untuk memenuhi tugas mata kuliah. Pun demikian saat menempuh pendidikan pada salah satu universitas, masih tidak menaruh hati pada dunia blogging. Hanya mengikuti trend-trend yang muncul saat itu, menorehkan tulisan atau kata-kata melalui platform seperti friendster, kemudian beralih ke facebook, dan platform lain.
Sekitar tahun 2010-an saya mulai penasaran dengan blog. Berbekal pengetahuan seadanya, dan belajar secara otodidak melalui artikel di internet, muncul keberanian untuk membangun blog dengan niche Bahasa Inggris berbasis blogspot. Cukup lama namun tak ada perubahan, sekedar menulis, dan publish. Belum tahu tentang bagaimana mengundang pengunjung ataupun mengoptimalkan fungsinya. Setelah cukup lama, sayapun mengambil keputusan untuk menghapusnya pada 2020 (sangat disayangkan, segala sesuatu memang ada konsekuensi).
Pada tahun 2014, saat mengikuti kelas online berbasis facebook saya kembali membangun blog melalui wordpress. Mungkin boleh dibilang lebih mudah dibanding blogspot. Muncullah kemudian blog kedua, yang berisi tentang literasi. Pun pada 2020, hampir memiliki nasib yang sama untuk dikubur dan dipendam dalam-dalam. Tetapi keadaan berkehendak lain. Saya membangunnya kembali, melakukan perubahan pada tampilan dan konten agar lebih menarik, boleh dikunjungi disini.
Masih 2020, masa dimana pandemi memporak-porandakan tatanan hidup manusia. Social distancing, physical distancing membatasi segalanya, seakan pupus sudah harapan. Semua orang tahu itu. Di tengah pergolakan era pandemi, saya melihat ini adalah era perkembangan digital dan pembangunan SDM yang begitu cepat dan besar-besaran. Semua orang dari kota hingga desa dikenalkan dan dipaksa untuk menggunakan platform untuk mendukung proses belajar ataupun proses bekerja dan mengembangkan diri.
Hingga suatu waktu mendapatkan e-flyer tentang kelas blog, dan memutuskan ikut kelas preview, tak puas sampai di sana, kursi di kelas berbayar pun akhirnya diamankan. Mulai membangun dan mengelola blog hingga optimasi dan menjadikannya domain pilihan.
Schreenshot halaman ayahugiparenting.com |
Alasan mendasar bagi saya mengapa menulis pada blog adalah untuk ikut menebar manfaat dari informasi yang saya miliki, tentunya berdasar niche yang sudah ditentukan di awal. Proses yang tidak mudah, dan sangat berat. Niche yang tak terlalu banyak dipilih orang juga, sehingga harus betul-betul berjuang. Sangat berbeda dengan niche seperti kuliner, travel ataupun lainnya. Niche atau tema yang terpilih yaitu tema parenting, khususnya parenting berhubungan dengan ayah.
Saya merasa banyak sekali tema parenting dan keluarga yang bisa kita cari ketika berselancar, namun tak banyak yang membahas tentang parenting berhubungan denga peran ayah.
Jadi alasan pertama saya blogging adalah untuk memberikan manfaat dari tema yang saya pilih dan untuk menyebar informasi lebih cepat. Jika ada hal lain yang kemudian didapatkan melalui blog maka itu adalah bonus atau apresiasi untuk diri.
Sebagai ayah baru tentu ada tantangan, namun kembali lagi pada keberadaan blog yang bisa sampai kapan saja asal mau menjaganya. Mendapat penolakan dari teman, hingga memberikan penjelasan alasan menulis tema itu bukan untuk mengajari namun untuk berbagi baik pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain. Saya kembali pada tujuan awal blog bukan sekedar untuk mendapatkan cuan namun untuk memberi manfaat. Kalaupun orang tua saat ini tidak tertarik, saya yakin suatu saat akan bermanfaat bagi pasangan baru yang tak lain adalah anak-anak kita kelak. Tulisan mengenai parenting ini akan di publish pada domain ayahugiparenting.
Tips Membagi Waktu
Membagi waktu sangat penting untuk dilakukan. Pergolakan batin, dengan keluarga juga akan sangat berperan di sini. Terlebih sebagai blogger pemula seperti saya, ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Mau tidak mau, lambat laun harus merubah pengelolaan waktu. Untuk bekerja, keluarga, dan istirahat.
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels |
Bagaimana saya membagi waktu? Saya harus mengalah dan tetap memberikan prioritas pada keluarga. Maka saya menjalankan tips di bawah ini:
- Pagi sampai sore harus di kantor menyelesaikan pekerjaan dengan segala pernak-perniknya.
- Pulang kantor menemani anak dan keluarga.
- Istirahat bersama keluarga.
- Mencatat hal-hal kecil pada note di HP selama menjalani aktivitas kerja untuk kemudian dikembangkan.
- Menyediakan waktu khusus, misal tengah malam atau dini hari untuk menulis sesuai dengan kebutuhan.
- Tetap menulis meskipun belum sempat publish. Stok tulisan yang dimiliki bisa dilihat kembali, koreksi, self editing, agar lebih mengena. Tentunya kemudian bisa di publish pada blog.
Teman-teman tentunya memiliki kisah tersendri dan alasan tersendiri bagaimana bisa menulis di blog. Pun dengan mengatur waktu, setiap orang memiliki cara tersendiri misal menggunakan waktu me time, sambil jalan-jalan. Menjadi tantangan bagi pemula seperti saya juga adalah kemauan keras untuk memaksa diri berbuat. Belajar dari sana sini agar mendapatkan jawaban, bahkan tak jarang harus trial and error. Bagaimanapun juga selalu ada rasa manis di anatar rasa pahit, ada hikmah dan pelajaran dari setiap perjalanan baik itu gagal ataupun berhasil.
Wa, tips membagi waktunya menarik sekali, Kak.
ReplyDeleteKayanya bisa diadopsi, apalagi yang menstok tulisan dan mencatat hal2 yg mau dikembangkan selama beraktifitas sekalipun.
Terima kasih ^^
Betul mb,ada apa saja tulis dulu meskipun cuma satu kalimat sekalipun. biar menambah ide
DeleteWah, kenapa harus dihapus Pak, blog bahasa Inggrisnya.. sayang banget tuh. Semoga dengan blog yang ini semakin istiqomah berbagi manfaat ya Pak.
ReplyDeleteBetul sekali, sangat disayangkan. Lain waktu bikin lagi khusus bahasa inggris dengan konsep baru mungkin.
Deletebener kak, atur waktu itu yang agak sulit yaa.. jadi harus lebih bijak
ReplyDeleteMasyaAllah, akhirnya menemukan jejak-jejak awal pak Ugi nge-blog. Melihat prestasi Pak ugi yang sekarang, masyaAllah luar biasa ya!
ReplyDeleteSaya setuju bahwa jarang ada blog bertema parenting yang menekankan pada parenting sang ayah. Semoga bisa istiqomah dan tetap lurus niatnya ya, Pak.